Harga BTC, ETH, EOS, XRP, LTC (REAL TIME)

Sunday, March 26, 2017

CONTOH PTK IPS SD

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan bahwa penggunaan media
peta dan globe dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas VI SD Negeri Rancasalak II Tahun pelajaran 2012/2013. Dalam penelitian tindakan kelas ini subjek
penerima tindakan adalah  siswa kelas  VI SDN Rancasalak II  yang berjumlah  22
siswa, subjek pelaku tindakan yaitu peneliti (guru), sedangkan obyek penelitian yaitu
keaktifan  belajar  siswa Teknik  pengumpulan  data  dengan menggunakan metode
wawancara,  observasi,  tes catatan  lapangan  dan dokumentasi.Teknik analisis data
yang digunakan dengan menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif yang
meliputi tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi data.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keaktifan dan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan siswa
pada setiap  siklus,  kondisi awal  32,72%, meningkat 53,63% pada siklus  I putaran
pertama, meningkat 82,72% pada siklus I Putaran kedua. Kemudian pada Siklus II
juga mengalami  peningkatan  pada putaran  pertama  86,16%,  pada putaran  kedua
meningkat  92,45%.
Dan  hasil  belajar pada kondisi awal  40,90% mengalami
peningkatan  59,09.%  pada siklus  1Putaran  Pertama dan  77,27  % pada siklus I
Putaran  kedua.  Kemudian  pada Siklus  II Putaran  pertama 86,36  %,  meningkat
menjadi 95,45% pada siklus II Putaran kedua. Dengan demikian dari penelitian ini
dapat  disimpulkan bahwa penggunaan media peta dan globe dapat meningkatkan
keaktifan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS siswa kelas VI SD Negeri
01 Tawangsari kecamatan kerjo tahun pelajaran 2012/2013.
Kata kunci: Keaktifan , belajar Siswa, peta dan globe




PENDAHULUAN
Mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar (SD) merupakan mata pelajaran  yang
mempunyai kedudukan yang  sangat  penting dalam  upaya  untuk  mencapai  tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Pendidikan IPS mulai diperkenalkan  dalam sistem
pendidikan  nasional  Indonesia  sejak diterapkan  kurikulum  1975.  Dalam dokumen
tersebut  IPS merupakan salah  satu  mata pelajaran  yang diberikan  pada jenjang
pendidikan  dasar  dan  menengah.  Mata pelajaran IPS merupakan  salah  satu  mata
pelajaran integrasi  dari  mata
pelajaran sejarah, geografi,  dan  ekonomi serta mata
pelajaran sosial lainnya.
Pengelolaan  kegiatan  belajar  yang  tidak  membangkitkan  keaktifan belajar
siswa, strategi atau media pembelajaran yang keliru yang digunakan oleh guru,. Hal
demikian juga dialami oleh siswa-siswi di SDN Rancasalak II, Kerjo. Berdasarkan
hasil pengamatan pada 31  Oktober  2012,  peneliti  melihat  bahwa kegiatan  belajar
kurang aktif  karena siswa terlihat  malas  menjalani  kegiatan  pembelajaran.  Ketika
guru menyampaikan  materi,  siswa cenderung tidak  tertarik  mengenai  materi  yang
disampaikan  karena hanya diam  mendengarkan,  ada yang ngobrol  dengan  teman
sebangku, ada yang kurang peduli dan lebih memperhatikan keadaan luar kelas. Saat
guru  mengajukan  beberapa
pertanyaan  mengenai  materi  IPS
yang
sudah
disampaikan, hanya ada beberapa siswa yang mau menjawab pertanyaan dan lebih
didominasi  pada siswa tertentu.  Berdasarkan hasil  wawancara siswa pada 7
Nopember 2012 setelah proses pembelajaran berlangsung, mereka merasa pelajaran
IPS membosankan, kurang menyenangkan dan cara mengajar yang relatif sama yaitu
ceramah, sehingga keaktifan belajar siswa cenderung rendah yaitu hanya mencapai
32,72%.
Kurangnya
keaktifan
belajar  siswa
di  SDN  01  Tawangsari,  Kerjo,
Karanganyar, merupakan suatu hambatan dalam proses pembelajaran. Kita sebagai
pendidik harus cepat tanggap terhadap masalah seperti ini dan segera memperbaiki
keadaan  agar  proses  pembelajaran  berjalan  kondusif  sehingga diharapkan  prestasi
belajar pun juga meningkat.




Hal  ini sesuai  dengan  pendapat  Sudjana (2005 : 69)  dalam  pelaksanaan
kegiatan  pembelajaran,  peserta didik  dibantu  oleh  pendidik  melibatkan  diri  dalam
proses pembelajaran. Proses ini mencakup kegiatan untuk menyiapkan fasilitas atau
alat  bantu  pembelajaran,  menerima  informasi  tentang materi  /  bahan  belajar dan
prosedur pembelajaran, membahas materi/ bahan belajar dan melakukan saling tukar
pengalaman dan pendapat dalam membahas materi atau memecahkan masalah.
Untuk  meningkatkan  keaktifan  belajar  siswa,  guru  dituntut untuk  mencari
pemecahannya. Guru dapat menggunakan cara mengajar yang dapat meningkatkan
keaktifan  belajar  siswa secara  maksimal.  Penggunaan  media Peta dan  Globe
merupakan alternatif untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan keaktifan
belajar siswa yang rendah.
Rumusan  masalah  dalam  penelitian  ini yaitu:Apakah  dengan penggunaan
media peta dan globe dapat meningkatkan keaktifan belajar IPS pada siswa kelas VI
di Sdn rancasalak II tahun Pelajaran  2012 / 2013?
Tujuan  umum penelitian  ini adalah  (1) Meningkatkan  kinerja  guru  dalam
meningkatkan kualitas pengajaran, (2) Untuk merangsang siswa belajar lebih aktif.
Adapun  tujuan  khususnya: Untuk  meningkatkan  keaktifan  belajar  IPS dengan
menggunakan media peta dan globe pada siswa kelas VI Sdn rancasalak II
tahun pelajaran 2012/ 2013.
METODE PENELITIAN
Setting Lokasi
Penelitian  di  laksanakan  di  Sekolah
Dasar  Negeri  01  Tawangsari,
Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar.
Waktu Penelitian
Dalam  melaksanakan  penelitian  ini,  peneliti mengambil  waktu  selama  4
bulan. Tindakan kelas ini kami lakukan mulai pada bulan Oktober 2012  karena pada
saat  itu  sesuai dengan tahapan penyajian materi yaitu  tepat  dengan  jadwal  mata
pelajaran IPS kelas enam adalah tentang kenampakan alam Negara-negara tetangga
dan benua-benua.
Subjek Penelitian
Subyek penelitian yang di ambil adalah siswa kelas VI (Enam) yang dikenai
tindakan dan guru sebagai pelaku tindakan.



                          
Prosedur Penelitian
Prosedur  penelitian  yang
dilakukan  dalam
penelitian  ini
dapat
digambarkan dalam skema sebagai berikut:
Permasalahan
Perencanaan
Refleksi
Siklus I
Pelaksanaan
Pengamatan
Permasalahan Baru
( Hasil Refleksi)
Perencanaan
Refleksi
Siklus II
Pelaksanaan
Pengamatan
Jika tujuan belum tercapai
Dilanjutkan ke Siklus
Berikutnya
Gambar Prosedur Penelitian                      




Metode Pengumpulan data
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.
Dokumen
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 135), Metode dokumen merupakan metode
untuk
memperoleh  atau  mengetahui  sesuatu  dengan  buku-buku,  arsip  yang
berhubungan dengan  yang diteliti. Dokumen digunakan untuk memperoleh data
sekolah dan nama siswa serta foto rekaman proses tindakan penelitian. Dokumen
yang digunakan penelitian ini untuk memperoleh data dan identitas siswa,  yaitu
peneliti mengumpulkan data-data tertulis yang dimiliki siswa berupa daftar nilai
IPS siswa kelas  VI,  daftar  presensi,  dan  data  latar  belakang siswa.  Data  ini
difungsikan  untuk  mengetahui  seberapa besar  tingkat  keaktifan  siswa terhadap
pelajaran IPS sebelum pelaksanan penelitian.
2.
Observasi
Menurut Rubino Rubiyanto (2011:85) Observasi adalah cara mengumpulkan data
dengan  jalan  mengamati langsung terhadap  objek  yang diteliti.  Teknik  ini
digunakan  untuk  memperoleh  data  dengan pengamatan  langsung, yaitu  turut
mengawasi  berlangsungnya proses  belajar.  Tujuannya  untuk  mengetahui  situasi
kelas dan sikap dalam menerima materi pelajaran.
3.
Wawancara
Menurut  Rubino  Rubiyanto  (2011  :  83  )  Wawancara adalah  cara pengumpulan
data  dengan  jalan  Tanya jawab  secara langsung berhadapan muka, peneliti
bertanya secara lisan  respondent  menjawab  secara lisan  pula. Wawancara yang
digunakan bersifat luwes, tidak berstruktur ketat, tidak dalam suasana formal dan
bisa  dilakukan  berulang-ulang pada informan  yang sama.  Alat  yang digunakan
berupa pertanyaan  yang  diajukan  pada siswa dan  guru  mengenai  pembelajaran
IPS dan kendala yang dihadapi.
4.
Teknik Tes
Menurut Sarwiji Suwandi ( 2009 : 59 ) pemberian tes dimaksud untuk mengukur
seberapa jauh  hasil  yang diperoleh  siswa setelah  kegiatan  pemberian  tindakan.




Metode ini digunakan  untuk  menilai  sampai  dimana kemampuan siswa setelah
materi diberikan.
Validitas Data
Validitas merupakan  salah  satu  syarat  penting  dalam  pelaksanan  penelitian
termasuk dalam PTK ( Penelitian Tindakan Kelas). Data yang baik adalah data yang
valid. Untuk mendapatkan data yang baik, peneliti perlu menyusun instrument yang
baik, instrument yang baik adalah yang bercirikan valid. Instrumen yang valid adalah
instrument  yang mampu  mengukur  apa yang seharusnya diukur.  Strategi  yang
digunakan dalam menguji validitas data adalah Triangulasi. Triangulasi meliputi 4
hal, yaitu :
1.
Triangulasi Metode
Mengumpulkan data dengan metode pengumpulan yang berbeda tetapi mengarah
pada sumber data  yang sama. Dengan menggunakan metode tes, observasi, dan
wawancara diharapkan didapat  hasil yang seakurat  dan  sebanyak  mungkin
mengenai anggota penelitian.
2.
Triangulasi antar- peneliti ( Jika penelitian dilakukan antar kelompok )
Mengumpulkan data dengan cara menggunakan lebih dari satu orang. Teknik ini
diakui memperkaya khasanah pengetahuan mengenai informasi  yang digali dari
subyek penelitian.
3.
Triangulasi sumber data
Mengumpulkan  data  yang sejenis  dari  sumber yang berbeda.  Dari  teknik  ini
diharapkan dapat memberi informasi yang tepat sesuai keadaan siswa.
4.
Triangulasi Teori
Berupa sebuah  rumusan  informasi  atau  thesis statement.  Informasi  tersebut
selanjutnya dibandingkan dengan perspektif teori yang relevan.
( rajawaligarudapancasila.blogspot.com/2011)
Validitas  data dari  penelitian  ini menggunakan
triangulasi  sumber data,  dan
triangulasi method.




Metode Analisis Data
Analisis data  yang dilakukan  dengan  menggunakan  teknik  analisis data
kualitatif.  Data  kualitatif  adalah  data
yang
bersifat  deskriptif,  keterangan,
informasi, kata-kata bukan bersifat angka-angka.
Analisis data  dilakukan  selama proses  pembelajaran,  dengan  langkah-
langkahnya adalah :
1.
Pengumpulan data
Pengumpulan  data
diawali
transkrip  data  hasil
pengamatan,  kemudian
menganilis,  memaknai,  menerangkan,  dan  menyimpulkan.  Penelaah
data
tersebut  dilakukan  secara menyeluruh  sejak  awal  data  dikumpulkan  sampai
seluruh data terkumpul.
2.
Mereduksi data
Reduksi
data  meliputi  pengkategorian  dan  pengklasifikasian  data.  Penyajian
data  berupa sekumpulan  informasi  dalam  bentuk  teks  naratif  yang disusun,
diatur,  diringkas  dalam  bentuk  kategori-kategori sehingga mudah  di  pahami
makna yang terkandung didalamnya.
3.
Penyajian data
Pada langkah  ini peneliti  berusaha menyusun data  yang relevan  sehingga
menjadi  informasi  yang dapat  disimpulkan  dan  memiliki makna tertentu.
Dengan cara menampilkan data dan membuat hubungan antara variable peneliti
mengerti apa yang terjadi dan apa yang perlu ditindak lanjuti untuk mencapai
tujuan penelitian.
4.
Penarikan Kesimpulan
Penarikan  kesimpulan  dilaakukan  secara bertahap  dari  kesimpulan  sementara
kemudian dilakukan penyimpulan dengan cara diskusi dengan mitra kolaborasi.
Instrumen Penelitian
Pengamatan yang dilakukan secara kolaboratif yang melibatkan guru kelas
V  (lima)  dan  peneliti
sebagai  pengamat  di  kelas  ini menggunakan  instrumen
penelitian sebagai berikut :
a.
Lembar Observasi dan Lembar Cek list
b.
Lembar evaluasi atau penilaian (postes)




HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tabel Keaktifan belajar Sebelum Tindakan Sampai Siklus II

pada siklus 1 putaran1 mencapai 53,63%  pada siklus I putaran 2  mencapai 82,72%
pada siklus  II putaran  1 mencapai  86,16% dan  pada siklus  II putaran  2 mencapai
92,72%.  Peningkatan  keaktifan  belajar
diikuti
peningkatan  hasil
belajar
.
Gambar Grafik  Keaktifan Belajar Siswa Sebelum Tindakan Sampai  Siklus II




Tabel Hasil Nilai IPS Sebelum Tindakan sampai Siklus II
                       
Pada table diatas  dapat  dijelaskan  bahwa pada
sebelum tindakan  rata-rata
prosentase hasil  belajar  40,90%, masih dikatakan rendah  .  Dari KKM  yang sudah
ditetapkan yaitu 72, baru 9 siswa dari 22 siswa
yang mendapat nilai diatas KKM
(72).  Berarti  masih  ada 13 siswa yang masih  berada di  bawah  KKM. Hal  ini
menunjukkan bahwa guru belum dapat meningkatkan  hasil belajar siswa karena ada
beberapa faktor yang salah satunya yaitu guru belum menggunakan media peta dan
globe pada pembelajaran IPS.
Ditindak lanjuti pada siklus 1dengan 2 putaran  menggunakan media peta dan
globe  pada pembelajaran  IPS
yang memberikan  hasil lebih  baik pada siklus  I
putaran 1 yaitu mencapai 59,09% dibanding sebelum tindakan, kemudian pada siklus
I putaran 2 meningkat menjadi 77,27% tetapi belum memenuhi indikator pencapaian
KKM.
Pada siklus  2 dengan  2 putaran  untuk  memperoleh  hasil yang maksimal
menggunakan media peta dan globe  dengan rata-rata prosentase hasil belajar
lebih




baik jika dibandingkan dengan siklus 1 ,  pada siklus II putaran 1 sebesar 86,36%
kemudian pada siklus II putaran 2 sebesar 95,45% sehingga mengalami peningkatan
hasil belajar  siswa dari  siklus ke siklus.  Dari  uraian  diatas  sudah  dijelaskan
peningkatan  hasil belajar mulai dari sebelum tindakan, siklus 1 putaran 1 dan 2, dan
siklus 2 putaran 1 dan 2. Berikut ini adalah grafik yang akan memperjelas  uraian
diatas.
Gambar Grafik Perbandingan Hasil Nilai IPS Sebelum Tindakan Siklus II
Sesuai realita diatas menunjukkan bahwa menggunakan media peta dan globe
dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPS tentang memahami kenampakan
alam dan social Negara-negara tetangga, dan pemahaman tentang benua-benua, pada
siswa kelas VI Sdn rancasalak II, sehingga hipotesis yang menyatakan yaitu
³aengan penggunaaan media peta dan globe dapat meningkatkan keaktifan belajar
siswa kelas  Vl  SD  Negeri  01  Tawangsari Tahun  Pelajaran 2012/2013´ dapat
diterima,  karena setelah  siklus  2  penggunaan  media peta  dan
globe  dapat
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar  siswa pada mata pelajaran IPS.
Pembahasan hasil penelitian




Berdasarkan  hasil pelaksanaan  pada Siklus  I Putaran  I,  siklus  I Putaran II,
siklus II Putaran I, dan siklus II Putaran II dapat dinyatakan bahwa pembelajaran IPS
menggunakan  media peta dan  globe  dapat meningkatkan keaktifan  dan  prestasi
belajar siswa kelas VI Sdn rancasalak II.
Pembahasan  hasil
penelitian  ini
didasarkan
pada
hasil
pengamatan
dilanjutkan  dengan  refleksi pengamatan  pada setiap  siklus  tindakan.  Dari  refleksi
pengamatan  siklus  I Putaran  I pembelajaran  menggunakan  media peta  dan  globe
belum dilaksanakan dengan baik, karena guru belum sepenuhnya dapat memotivasi
siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Keaktifan siswa pada siklus I Putaran I
masih  tergolong rendah  namun  hasil  ini sudah  cukup baik  dan  mengalami
peningkatan  dibandingkan  dengan  sebelum tindakan  PTK.  Perkembangan  hasil
belajar siswa sebagai berikut ; (1) Siswa memperhatikan pelajaran dengan sungguh-
sunguh, (2) Kemauan untuk menerima pelajaran dari guru meningkat, (3) Perhatian
dan  motivasi  siswa terhadap  pelajaran  dan  pengajar  meningkat,  (4) Siswa  sudah
mampu  aktif  mengikuti  pelajaran,  (5)  Siswa  sudah berani  untuk  bertanya dan
mengajukan  pendapat,  (6) Kerjasama  kelompok  sudah terjalin  baik,  (7) Tugas
individu dan kelompok terlaksana dengan baik, (8) Siswa mau untuk mencatat dan
merangkum  bahan  pelajaran  tanpa disuruh,  (9)  Pembentukan  kelompok  diskusi
sudah terarah dan berjalan sesuai alokasi waktu.
Rekapitulasi nilai dan penjelasan yang telah disampaikan di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa dengan menggunakan media peta dan globe dalam pembelajaran
IPS dapat  membuat  siswa menjadi  antusias,  lebih  aktif,  tidak  malu  atau  enggan
bertanya,  lebih  tertarik  dengan  pembelajaran  yang dilakukan,  memiliki rasa ingin
tahu yang tinggi, sehingga siswa yang memiliki keaktifan rendah dapat meningkat
karena siswa merasa senang dengan pembelajaran yang dilakukan peneliti. Hal ini
secara tidak langsung juga membawa dampak positif lain  yaitu nilai belajar siswa
yang semula termasuk  dalam  kategori  rendah  dapat  meningkat  menjadi  kategori
tinggi.  Dengan  motivasi yang tinggi  dalam  mengikuti  pelajaran maka penguasaan
materi  kenampakan alam  dan  sosial  Negara-negara tetangga, serta materi  benua-
benua dapat diserap dengan baik oleh siswa.




Kesimpulan
Pembelajaran  dengan  menggunakan  media peta  dan  globe  pada mata
pelajaran IPS kelas VI Sdn rancasalak II tahun pelajaran 2012/2013 dapat
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPS. Keaktifan siswa sebelum PTK sebesar
32,73%,  kemudian  keaktifan  siswa pada  siklus  I Putaran  I meningkat  sebesar
53,63%, dilanjutkan pada siklus I Putaran II keaktifan meningkat sebesar 82,72%,
kemudian keaktifan siswa siklus  II Putaran I sebesar 86,16%, dan keaktifan siswa
siklus  II
Putaran  II
sebesar  92.72%.  Peningkatan  keaktifan  siswa
dapat
meningkatkan  pula  hasil belajar  IPS siswa, nilai  hasil  belajar  IPS siswa sebelum
PTK  mencapai  ketuntasan  sebesar  40,90% ,  nilai  hasil belajar  IPS siswa setelah
siklus 1 Putaran I mencapai ketuntasan sebesar 59,09%, nilai hasil belajar IPS siswa
setelah siklus I Putaran II meningkat sebesar 77,27% , kemuadian nilai hasil belajar
IPS siswa setelah siklus II Putaran I sebesar 86,36%, sedangkan  nilai hasil belajar
IPS setelah siklus II Putaran II meningkat sebesar 95,45%, berarti sudah lebih dari
85  % siswa yang memperoleh  nilai  diatas  KKM  (72)  sehingga sudah memenuhi
indikator pencapaian. Dari peningkatan keaktifan dan hasil belajar tersebut setelah
pengunaan media peta dan globe maka dinyatakan hipotesis diterima.
DAFTAR PUSTAKA
Rubino Rubiyanto. 2011. Metodologi Penelitian pendidikan.Surakarta: UMS Press.
Sarwiji  Suwandi.2009. Penelitian  Tindakan  Kelas  (PTK) dan  Penulisan  Karya
Ilmiah. Surakarta : Panitia Skripsi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta.
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT Rhineka Cipta.
Sudjana.2005.  Metode dan  Teknik  Pembelajaran  Partisipatif.  Bandung.  Falah
Production.
(htt//rajawaligarudapancasila.blogspot.com/2011/
triangulasi
dalam
penelitian
kualitatif, diakses 2 Februari 2013.



No comments:

Post a Comment